Yogyakarta, 13-17 Januari 2025 – Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) telah menyelenggarakan Rapat Staf Tahun 2024 di Ruang Mahoni, PT Kanisius, Yogyakarta. Rapat ini menjadi media penerapan siklus Perencanaan, Implementasi, Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran (PIMEP). Proses tersebut dilaksanakan secara partisipatif dan melibatkan seluruh tingkatan, baik di tingkat proyek maupun lembaga. Pada penghujung rapat, capaian program Semester II Tahun 2024 dipresentasikan, diikuti dengan perencanaan program untuk tahun 2025. Selama empat hari tersebut, seluruh staf komisi, biro, dan manajemen proyek YSI turut hadir dan berkontribusi dalam diskusi serta pengambilan keputusan strategis.
Selain menjalankan siklus PIMEP, YSI juga menekankan bahwa Rapat Staf ini merupakan media peningkatan kapasitas staf melalui pengayaan referensi dan wawasan. Hal ini dilakukan agar setiap aktivitas yang dijalankan tidak sekadar menjadi rutinitas, melainkan tetap relevan dengan dinamika serta tantangan internal dan eksternal yang terus berkembang. Oleh karena itu, diskusi dalam rangkaian rapat ini mencakup evaluasi, pertanggungjawaban capaian, hingga perencanaan yang terintegrasi dengan konteks dan tantangan tersebut.
Pada sesi 15 Januari 2025, Direktur YSI, Andreas Subiyono, memandu diskusi terkait isu-isu teknologi seperti algoritma, kecerdasan buatan (AI), dan metaverse. Diskusi ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam mengenai dampak teknologi bagi masyarakat dan organisasi, serta urgensi kolaborasi untuk menghadapi perubahan di era digital.
Bagi YSI, adaptasi terhadap tantangan dan peluang digital merupakan keharusan. Metode kerja, strategi pemberdayaan, serta penguatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan teknologi dalam era saat ini. Namun demikian, fokus utama YSI adalah memastikan bahwa teknologi digital memberikan kontribusi yang positif, kreatif, dan relevan. Untuk itu, diskusi dan telaah kritis terkait teknologi terus
Sesi sharing dalam rapat diisi dengan presentasi capaian dan perencanaan masing-masing komisi dan biro. Beberapa poin utama yang dibahas meliputi pentingnya meningkatkan kesadaran dan kapasitas mitigasi bencana melalui pelatihan dan penguatan komunitas, upaya penguatan kapasitas mitra melalui fasilitasi tematik dan jaringan kerja, penerbitan peraturan desa untuk melindungi pangan lokal, revitalisasi Posyandu Keluarga sebagai pusat pelayanan kesehatan terpadu, serta optimalisasi media sosial dan sistem manajemen data untuk mendukung penyebaran informasi yang lebih efektif. Selain itu, rapat juga membahas prioritas program tahun 2025, termasuk keberlanjutan program strategis dan penyusunan panduan operasional kerja (POK) berdasarkan evaluasi kegiatan tahun sebelumnya.
Sebagai tindak lanjut, pada 17 Januari 2025 telah dilaksanakan workshop penyusunan POK untuk memberikan pemahaman komprehensif terkait panduan yang sesuai kebutuhan organisasi. Workshop ini berfokus untuk memastikan keselarasan program dengan visi organisasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program, serta mengoptimalkan kolaborasi antarbidang melalui acuan kerja yang sistematis dan terarah. Panduan ini diharapkan mampu mempermudah koordinasi, mendukung sinergi antar komisi dan biro, serta mendokumentasikan proses kerja secara lebih baik.
Implementasi program tentunya tidak lepas dari tantangan internal maupun eksternal, dibahas juga beberapa tantangan diantaranya pengelolaan sumber daya di lingkup internal serta Kebijakan pemerintah seperti Permen PDTT Nomor 2 Tahun 2024 yang mewajibkan desa mengalokasikan anggaran untuk adaptasi perubahan iklim dan Wacana pembukaan hutan untuk swasembada pangan yang berdampak pada lingkungan di lingkup eksternal. YSI menyusun beberapa rekomendasi strategis untuk menghadapi tantangan di tahun 2025, diantaranya: memperkuat kolaborasi lintas komisi guna mencapai target organisasi secara holistic, Percepatan pengelolaan data berbasis cloud dan inisiatif berbasis teknologi,meningkatkan kapasitas staf dan relawan untuk mendukung implementasi program yang inklusif serta Pengintegrasian pendidikan perubahan iklim ke dalam kurikulum sekolah dampingan dalam proyek keadilan iklim untuk hak anak.
Rapat staf ditutup dengan pesan pentingnya kolaborasi internal dan eksternal untuk memastikan keberlanjutan program dan menjaga komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan di tengah tantangan lokal dan global. Transformasi organisasi menjadi prioritas untuk menjawab dinamika perubahan dan menjaga keberlanjutan nilai-nilai YSI sebagai landasan utama.