Rabu (04/12/24) Bertempat di Ruang Rapat Hijau lantai 4 Gedung Michael Rektorat Universitas Soegijopranoto-Semarang langkah konkret untuk menghadapi ancaman banjir rob di pesisir Demak terwujud melalui lokakarya bertajuk Kajian Standar Minimum Hunian Adaptif Rob. Yayasan SHEEP Indonesia (YSI), dengan dukungan pendanaan dari Caritas Germany memprakarsai kegiatan ini. Acara yang melibatkan multipihak, termasuk LPPM Universitas Soegijopranoto, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Demak berjalan sebagai wadah membangun kerangka kerja bersama dalam mengembangkan desain dan implementasi rumah adaptif rob—baik apung maupun non-apung. Selain itu, juga dibangun sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat guna menciptakan inovasi strategi adaptasi dan mitigasi banjir rob yang relevan di Kabupaten Demak.
Dipandu oleh Hariyoso sebagai moderator Kegiatan diawali oleh pengantar dari Rina Wijaya-perwakilan dari Manajemen YSI mengenai visi dan misi YSI serta berbagi pengalaman tentang program hunian yang telah dijalankan sebelumnya. Ia (Rina) juga menjelaskan latar belakang Program Adaptasi dan Mitigasi Ancaman “AMAN” Demak, yang berfokus pada solusi jangka panjang untuk menghadapi ancaman banjir rob di daerah pesisir. Lokakarya ini terbagi menjadi tiga sesi utama. Pada sesi pertama, Tim Peneliti dari UNIKA Soegijopranata, yang bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Sultan Fatah Demak dan Universitas Palangkaraya, yang diwakili oleh Ir. FX. Bambang Suskiyatno, M.T, memaparkan hasil evaluasi desain rumah apung milik Dinperkim Kabupaten Demak yang telah diaplikasikan di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak; Mereka juga berbagi pengalaman dalam aplikasi desain rumah panggung hidrolis yang dilakukan oleh UNIKA dan tim. Kajianrumah apung ini menjadi landasan diskusi, terutama dalam menilai efektivitas desain yang nantinya akan diadaptasi. Pada sesi kedua, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak, Ir. Nanang Tasunar David Narutomo, M.M sebagai pembicara utama memaparkan kondisi rob di Kabupaten Demak, serta proses aplikasi dukungan rumah bagi masyarakat terdampak, termasuk pembaruan desain rumah apung yang dikembangkan oleh Dinperkim. Pada sesi ketiga, Tri Sulistyowati dari YSI mengenalkan Buku Pegangan Sphere 2018 dan Standar Minimum Hunian dan Permukiman yang berbasis pada buku tersebut; Sesi ini membuka wawasan peserta mengenai standar dan kriteria minimum yang harus dipenuhi untuk menciptakan hunian yang layak dan bermartabat bagi masyarakat terdampak bencana atau krisis.
Selama sesi diskusi, tiga topik utama mencuat: model hunian yang akan dikembangkan sebagai inovasi atau prototipe baru untuk diterapkan di Demak, pemilihan lokasi untuk uji aplikasi prototipe, dan pembagian peran dalam kolaborasi proses kajian yang akan dilakukan. Parsudi, perwakilan dari Dinperkim, mengungkapkan bahwa tantangan utama yang sering dihadapi adalah kesulitan mengajak masyarakat menerima inovasi baru; Banyak warga yang masih skeptis terhadap solusi dari pihak luar terutama jika dianggap tidak relevan atau terlalu mahal. Menanggapi hal ini, Hariyoso dan Tri Sulistyowati dari YSI menekankan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kerja sama semua pihak, mereka memastikan bahwa proses konsultasi dan edukasi bersama masyarakat akan menjadi prioritas untuk menggali kebutuhan dan membangun pemahaman mengenai manfaat dan efisiensi desain rumah adaptif rob. Rektor Universitas Sultan Fatah, Dr. Mohammad Kusyanto, ST, MT, turut memberikan dukungan, menegaskan pentingnya pendekatan yang komunikatif agar masyarakat memahami bahwa solusi ini tidak hanya berfungsi sebagai mitigasi, tetapi juga terjangkau untuk direplikasi secara mandiri.
Pada penghujung diskusi, tiga kesepakatan utama tercapai yang menjadi tonggak penting dalam program ini, yaitu pengembangan inovasi desain rumah apung dan amfibi sebagai alternatif solusi hunian yang adaptif rob, rencana survei lokasi aplikasi prototipe rumah, serta pembagian sumber daya yang akan dikontribusikan oleh masing-masing pihak, yaitu YSI, Dinperkim, UNIKA, Tim, dan BPBD Kabupaten Demak. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam menghadirkan solusi hunian adaptif rob yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, program ini diharapkan tidak hanya mampu mengurangi risiko dari ancaman banjir rob, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat terdampak di pesisir Demak.