Banjir menjadi momok bagi masyarakat di sepanjang Sungai Citarum, termasuk di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menunjukkan telah terjadi 10 kali kejadian banjir di Kabupaten Bandung pada tahun 2024 per tanggal 12 Juni. Menyadari hal ini, Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) bersama Save the Children Indonesia (STC) dan masyarakat desa di Rancaekek berkolaborasi untuk meningkatkan ketangguhan komunitas terhadap banjir melalui pembangunan sistem peringatan dini (EWS) yang terkoordinasi antar desa.
Langkah awal dalam membangun EWS adalah dengan membentuk Komite/Forum Peringatan Dini Berbasis Lanskap (Forum DAS). Forum ini terdiri dari perwakilan desa-desa yang terpapar ancaman banjir di Kecamatan Rancaekek. Forum ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling bertukar informasi dan pengalaman terkait bencana banjir.
Sebelum merancang dan membangun EWS, YSI bersama STC melakukan penilaian terhadap kesenjangan dan kebutuhan masyarakat terkait sistem peringatan dini. Hasil penilaian menunjukkan bahwa informasi risiko banjir belum sepenuhnya diketahui seluruh masyarakat, khususnya kelompok paling berisiko. Pemantauan dan penyebarluasan informasi juga masih belum optimal.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, YSI bersama STC dan masyarakat desa merumuskan strategi untuk memenuhi kesenjangan dan kebutuhan EWS. Strategi ini meliputi:
• Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang risiko banjir.
• Pengembangan sistem pemantauan dan penyebarluasan informasi yang efektif.
• Pembangunan kapasitas masyarakat dalam menggunakan EWS.
Menindaklanjuti hasil penilaian, YSI bersama STC menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terintegrasi untuk EWS. SOP ini memuat petunjuk dan panduan bagi masyarakat dalam menghadapi potensi banjir, termasuk:
• Cara menerima informasi peringatan dini.
• Cara bertindak saat ada peringatan.
• Cara melakukan evakuasi.
YSI bersama STC juga memberikan pelatihan kepada anggota komite siaga bencana sebagai garda terdepan dalam membantu masyarakat saat terjadi bencana banjir. Pelatihan ini meliputi pengetahuan tentang risiko banjir, cara menggunakan EWS, dan cara melakukan evakuasi. Seluruh kegiatan yang sudah dilakukan akan ditindaklanjuti dengan memasang instrumen pendukung EWS di hulu, tengah, dan hilir DAS Citarum. Instrument ini berfungsi untuk memantau ketinggian air sungai dan memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat.Informasi peringatan dini ini akan disebarkan melalui berbagai saluran, seperti sirene, SMS, dan media sosial.