Pada tanggal 26 September 2023, Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) bersama Organisasi Masyarakat Basis (OMB) Mira Kaddi Hari mengadakan acara diskusi dan tukar pendapat di Desa Mehona, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua. Diskusi tersebut membahas strategi bersama untuk mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi pangan lokal serta mendiskusikan strategi pengolahan pasca panen komoditas sekolah lapang.
Mengawali kegiatan tersebut, Andreas Subiyono saat melakukan monitoring di lapangan mengajak seluruh anggota OMB dan perangkat desa masyarakat Desa Mehona untuk mendukung konsumsi pangan lokal; beliau menjelaskan keunggulan pangan lokal yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, rendah gula serta mampu menjadi solusi untuk menghindari ketergantungan pada pasokan pangan dari luar, terutama dalam situasi krisis pangan dan juga banyaknya makanan yang diproduksi secara massal di pabrik.
Kepala Desa Mehona Wilfridus Wila Talo mengucapkan terima kasih kepada Yayasan SHEEP Indonesia karena telah bekerja sama dengan Desa Mehona dalam kampanye konsumsi pangan lokal. Beliau menegaskan niat untuk terus mengkampanyekan pentingnya konsumsi pangan lokal; menyambung pernyataan kepala desa Markus Djara Lulu,anggota OMB yang sekaligus mantan Kepala Desa Mehona, berharap agar Yayasan SHEEP Indonesia dapat memberikan fokus lebih dalam melakukan edukasi dan pendekatan pada generasi muda untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya mengonsumsi pangan lokal.
Sekolah lapangan di desa Mehona telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pangan lokal. Salah satu capaiannya adalah peningkatan popularitas komoditas sorgum di Desa tersebut. Keberhasilan ini adalah hasil dari upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh OMB Mira Kaddi Hari melalui kampanye dan edukasi di tingkat keluarga, serta dukungan dari Yayasan SHEEP Indonesia dan Pemerintah Desa melalui banner dan iklan radio. Beberapa anggota Organisasi Masyarakat Berkelanjutan (OMB) telah mengambil inisiatif dan mengembangkan pengolahan pangan lokal, terutama yang berbahan dasar sorgum, menjadi produk olahan seperti rempeyek, kue kering, sagu, dan wolappa[1]. Mereka melakukan hal ini dengan tujuan meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.
Menindaklanjuti diskusi; OMB bersama Pemerintah Desa dan Yayasan SHEEP Indonesia berkomitmen untuk memberikan pelatihan pasca panen kepada masyarakat dan petani desa. Pelatihan ini akan fokus pada pengolahan beras sorgum, tepung, sereal, dan penyebeliauan pembiayaan yang diperlukan untuk peralatan pasca panen. Selain itu, Pemerintah Desa Mehona akan mengalokasikan dana sebesar 15 juta rupiah untuk mendukung pelatihan pasca panen yang akan dilakukan oleh OMB dan masyarakat desa sebagai bagian dari komitmen pengembangan potensi yang ada di Mehona.
[1] Wolappa adalah kudapan yang dibuat dengan bahan dasar beras halus,air, dan gula merah; wolappa dibungkus menggunakan daun kelapa atau daun jagung kering, kemudian dikukus hingga matang.