Guna mendorong perekonomian daerah serta meningkatkan kesejahteraan UMKM di sabu raijua, Dinas Transmigrasi Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja bersama para pelaku UMKM dan mitra lokal mulai dari konsumen, media dan NGO Yayasan SHEEP Indonesia yang bekerja di kabupaten sabu raijua menginisiasi Focus Group Discussion untuk mencari ide dan gagasan serta solusi atas permasalahan UMKM di Kabupaten Sabu Raijua.
Dari data Dinas Transmigrasi Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja terdapat 4.770 pelaku UMKM yang ada di sabu raijua dari berbagai lini usaha yang digeluti oleh masyarakat di kabupaten sabu Raijua, angka ini terbilang besar dan berpotensi sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Namun masih ada beberapa kendala yang perlu menjadi perhatian semua pihak, menurut Sarif Hidayat manajer area Yayasan SHEEP Indonesia dalam melihat kondisi UMKM di sabu raijua " Terkait data 4.770 pelaku UMKM di sabu, ini data besar. perlu klasifikasi yang jelas bagaimana posisi mereka saat ini agar intervensi yang akan kita lakukan bisa fokus, bagaimana kita melihat wawasan mereka dalam mengelola usahanya, mulai dari analisa usaha untuk keberlanjutan, legalitas, pembinaan untuk peningkatan kualitas, tambahan modal dan akses pasar yang terbuka bagi mereka".
Semua peserta FGD sangat antusias dalam diskusi yang dilakukan dan saling memberikan tanggapan, identifikasi untuk inovasi pemasaran ini dengan menggali bagaimana kondisi UMKM saat ini, hambatan para pelaku UMKM, menggali ide dan gagasan peserta serta langkah untuk mencapai gagasan yang disepakati bersama. Devi setyaningsih selaku perwakilan dari Dinas Dinas Transmigrasi Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja dalam memfasilitasi FGD ini menemukan hal menarik "Banyak ide dan gagasan muncul dari peserta yang disampaikan kepada kami, penguatan data baseline UMKM, Pembinaan bagi para pelaku UMKM sesuai kebutuhan, membantu akses pasar baik pasar produk UMKM maupun melalui platform digital mulai darI web dan facebook yang cukup familiar di sabu, hal hal ini menjadi masukan bagi kami untuk membantu para pelaku UMKM kedepan, dan tak lain kesempatan ini ialah upaya kami untuk melibatkan semua pihak agar mendapat masukan yang variatif dan tepat".
Sedangkan peserta lain, Ibu Olif dari Organisasi Masyarakat Basis Titu Hari Desa Keliha yang fokus dalam budidaya komoditas Sorgum menyampaikan "Kami perlu pendampingan oleh dinas, kami ingin produk sorgum juga dapat diperjualbelikan dengan baik dan menarik, kami memiliki keinginan sorgum ini bisa dijual dalam bentuk beras sorgum, tepung, roti atau stick cemilan, kami melihat potensi produk ini melalui internet tapi belum memiliki pengalaman, selain itu terkait izin UMKM agar produk nanti bisa jual dengan aman itu juga bagaimana".
Pada akhir kegiatan, SHEEP Indonesia bersama dengan stakeholder dan anggota OMB yang datang sepakat menindaklanjuti kegiatan ini dengan membuat grup komunikasi dan penyusunan langkah-langkah untuk mendorong diwujudkannya ide dan gagasan peserta untuk meningkatkan perekonomian daerah dan pelaku UMKM yang semakin berdaya.