Peringatan Hari Perempuan adalah momen penting bagi kita untuk merayakan peran perempuan dalam masyarakat. Namun, peringatan ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk menyoroti isu penting yang perlu diperhatikan salah satunya terkait krisis pangan dan lingkungan yang terus meningkat dan berdampak pada penurunan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Untuk itu pada hari sabtu (11/03) Perwakilan anggota organisasi masyarakat basis (OMB) Tunas Muda Raknamo, Tafena Hit Kuan Oefeto dan Tnao Tit Kuanheum, kecamatan Amabi Oefeto melakukan kampanye bersama dengan komunitas dan NGO di depan komplek perkantoran Gubernur Nusa Tenggara Timur.
“Krisis iklim punya pengaruh besar pada hasil pangan dan akan berpengaruh pada perempuan, karena perempuan punya peran untuk menghidangkan pangan untuk keluarga, hidup perempuan!” ucap Ani Mamun perwakilan OMB dalam orasinya. Perempuan merupakan aktor penting dalam menangani krisis pangan dan lingkungan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), perempuan bertanggung jawab atas 43 persen pekerjaan pertanian di dunia. Mereka juga menjadi penyedia makanan dan pemelihara lingkungan di rumah tangga mereka. Isu pangan dan kesetaraan gender menjadi fokus yang disuarakan oleh anggota kelompok karena Perempuan seringkali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap lahan pertanian, sumber daya air, benih, dan pupuk, dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, perempuan juga seringkali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pasar dan modal, sehingga sulit untuk mengembangkan usaha pertanian dan meningkatkan pendapatan mereka.
Kampanye yang fokus pada isu krisis pangan dan lingkungan di momen Hari Perempuan juga didukung dan disuarakan oleh mitra jaringan NGO diantaranya LBH Justicia, IRGSC, Bengkel Appek, Pikul, Komunitas Hanaf, Lowewini, Tebe RK, XR Kupang, TLM, Komunitas Anak Muda, Fisipol Undana, Cis Timor, Kompak dan Komunitas Penjaga Budaya Helong.
Pada kesempatan yang sama Rossi Yunior selaku manajer area wilayah Kupang menyampaikan harapannya agar kampaye yang dilakukan mampu mendorong kesadaran masyarakat terkait dengan upaya mengantisipasi krisis iklim. “Harapannya, perwakilan OMB mendapatkan banyak teman komunitas dan dapat bersama-sama mendorong adanya kesadaran masyarakat dan kebijakan terkait dengan antisipasi krisis iklim dengan salah satu caranya adalah dengan produktifitas pangan lokal yang berbasis lingkungan”.