Sebanyak 25 orang anak-anak dari Taman Belajar Masyarakat Ama Ina (TBM Amin) beserta 2 orang perangkat Desa Ledetalo pada hari Selasa (07/03/23) melakukan penanaman bibit pohon ketapang di lokasi wisata Pantai Leokowa. Terdapat 57 pohon ketapang yang di tanam oleh anak-anak dimana 27 pohon merupakan hasil dari budidaya mereka sendiri dan 30 lainnya merupakan bibit yang dibudidayakan oleh SHEEP Indonesia bersama dengan kelompok OMB. Pelibatan anak-anak dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran pada usia dini terkait kelestarian lingkungan maupun menjadi contoh bagi orang dewasa tentang kemandirian dalam cara mendapatkan bibit dari sumberdaya lokal untuk kelestarian lingkungan.
Penanaman pohon merupakan inisiatif dari anak-anak anggota taman belajar TBM Amin pasca mengikuti orang tua mereka dalam pelatihan terkait pengenalan budidaya pangan lokal bersama YSI. Pelatihan yang berjalan berulang kali menumbuhkan inisiatif anak-anak dan membuat mereka tertarik untuk melakukan penanaman Ketapang secara mandiri, menurut salah satu anak mereka merasa senang karena mampu berkontribusi untuk menghijaukan tempat tinggal mereka "Beta senang sekali akhirnya biji pohon ketapang (Wo Ketapa) yang katong sama-sama ambil, katong rawat dan jaga setiap hari, hari ini bisa katong tanam sama-sama. semoga nanti terus tumbuh baik dan hijau, jadi katong pung cuaca sonde terlalu panas lagi"
Penanaman ketapang di pesisir pantai bertujuan untuk mengurangi panas dan juga digunakan sebagai tanaman peneduh di daerah pesisir pantai. Ketapang dipilih karena bijinya mudah ditemukan dan selama ini belum dimanfaatkan sedangkan ketapang merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh di tempat kering dan pesisir serta memiliki daya tahan yang baik terhadap terpaan angin; selain itu daunnya yang lebar juga dapat digunakan untuk berteduh. Selepas penanaman ketapang, YSI bersama dengan anak-anak TBM Amin akan terus melakukan penanam bibit pohon di sekitar mata air seputar kecamatan sabu liae dan tanaman buah yang akan ditanam pada pekarangan rumah mereka. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa YSI tidak hanya melakukan upaya pengarusutamaan pangan lokal namun juga melakukan aksi nyata dalam upaya penghijauan dan melindungi mata air di wilayah Sabu Raijua
Sarif Hidayat manager area Sabu Raijua mengatakan “Penanaman bibit diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri anak anak dan juga pendidikan inklusif, dimana isu kelestarian lingkungan didominasi oleh orang dewasa semata tanpa melibatkan anak-anak, perempuan dan disabilitas. Selain itu menjadi contoh bagi pemangku kepentingan, dimana program penghijauan semata-mata mengandalkan program pengadaan bibit dari luar daerah sabu yang berdampak pada rasa memiliki setiap individu yang diberikan bibit tersebut, dengan inisiasi ini menjawab dua hal, pertama kita mampu memproduksi bibit pohon sendiri, kedua meningkatkan rasa kepemilikan sehingga meningkatkan kedisiplinan dalam perawatan dan pemeliharaan” pungkasnya.