Yayasan SHEEP Indonesia bersama dengan OMB Gou-Gou Baga desa Saureinu, Kabupaten Mentawai belajar mengurangi pengaruh buruk hama dan gulma terhadap pertumbuhan tanaman. Salah satu tahapan yang dilakukan adalah pengamatan rutin terhadap komoditas pangan yang dipilih dan identifikasi hama dan gulma yang ditemukan atau biasa dihadapi para petani. Pengamatan rutin Bedeng Keladi dilakukan dengan cara memantau pertumbuhan dan deteksi dini adanya serangan hama atau gulma. Dalam pengamatan rutin ini, anggota OMB melakukan pengamatan dan mencatat secara langsung kondisi tanaman dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mendeteksi tanda-tanda adanya serangan hama atau gulma di masing-masing bedeng yang telah diolah menggunakan metode, pupuk, dan perawatan yang berbeda-beda.
Dari 5 bedeng yang dibuat oleh anggota kelompok , terdapat 3 bedeng yang dirawat menggunakan pupuk padat dan 2 bedeng dengan pupuk cair beserta molase (sumber energi dalam media fermentasi mikroorganisme tanah), selain itu jarak dan posisi tanam juga dibuat beragam. Pengamatan rutin yang dilakukan membuahkan beberapa hasil diantaranya perbedaan bentuk komoditas (tinggi, lebar daun, dan warna) yang terjadi antara komoditas dengan pupuk cair dan padat, selain itu kesuburan tanah komoditas yang menggunakan pupuk padat menunjukkan hasil yang lebih baik.
Hal menarik dari pengamatan ini kemudian didiskusikan bersama sehingga mendapat pembelajaran dan kesimpulan terkaitmetode tanam, pemilihan pupuk serta penanganan ham dan gulma yang akan diterapkan dan dievaluasi setiap minggunya yang kemudian digunakan anggota OMB dalam mengatasi masalah hama dan gulma secara efektif. Di akhir, pemahaman perbedaan bentuk komoditas dan kesuburan tanah itu membantuk petami lebih memahami metode dan pemilihan teknik pengendalian hama dan gulma yang lebih ramah lingkungan. Hal ini yang perlu didokumentasikan sehingga dapat menjadi bahan advokasi dan kampanye dalam pengembangan sekolah lapang yang ramah lingkungan dan persoalan hama serta Gulma yang dapat diatasi dan ditemukan oleh petani sendiri dengan pemanfaatan potensi lokal yang berkelanjutan.