Petani di Desa Jiwuwu telah menghadapi tantangan berat dalam budidaya rumput laut karena pengaruh perubahan kondisi laut yang disebabkan oleh cuaca, limbah, dan perilaku manusia. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya telah dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan metode budidaya rumput laut yang inovatif, seperti metode Anaconda. Tujuan dari upaya ini adalah agar petani memiliki berbagai varietas rumput laut yang berbeda dan terus menguji berbagai kombinasi metode dan varietas untuk mendapatkan formula yang tepat. Hal ini memungkinkan petani untuk mengetahui varietas mana yang tumbuh baik pada bulan tertentu serta metode mana yang tepat menghadapi tantangan seperti hama, penyakit, dan cuaca.
Bersama Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) dan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang (UKAW), Organisasi Masyarakat Basis (OMB) Wuke Rohedui di Desa Jiwuwu melakukan serangkaian kegiatan selama 7 bulan. Kegiatan ini mencakup diskusi, eksperimen, dan pengamatan untuk menguji serta mengamati metode Anaconda di pantai Cemara, Desa Jiwuwu, Kecamatan Sabu Tengah. Melalui uji coba ini menggunakan 20unit waring, mereka berhasil menangani permasalahan utama terkait pemeliharaan bibit rumput laut dari ancaman hama, serangan penyakit ice-ice, dan gelombang musim barat. Dampak positif dari upaya ini tidak hanya terlihat dalam peningkatan produksi rumput laut, tetapi juga dalam penurunan biaya modal pembelian bibit rumput laut. Sebelumnya, petani harus mengeluarkan biaya besar setiap pasca musim barat untuk membeli bibit rumput laut baru. Namun, dengan adopsi metode Anaconda, biaya ini dapat ditekan, memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi petani.
YSI memfasilitasi OMB Wuke Rohedui dalam melakukan diseminasi praktik budidaya Anaconda sebagai upaya penyebaran praktik baik dari pengembangan metode tersebut agar dapat diadopsi di desa lainnya. Diseminasi hasil pembelajaran ini diadakan pada tanggal 6 Maret 2024 di Kantor Desa Jiwuwu. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang terdiri dari Pemerintah desa Jiwuwu, Keliha dan Kujiratu, 1 Kelompok Rumput laut dari desa ledeae kecamatan sabu mesara, 2 Kelompok dari desa Eilogo kecamatan sabu liae, 13 Kelompok petani rumput laut dari desa jiwuwu, Serta NGO Yayasan Konservasi Alam Nusantara. termasuk Bupati Sabu Raijua, Nikodemus N. Rihi Heke, penyuluh perikanan, kelompok budidaya rumput laut, dan tenaga ahli dari Fakultas Perikanan UKAW, Imanuel J. Emola. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyatakan pentingnya kegiatan ini untuk menerapkan metode anaconda dilahan dan desa lain dalam skala yang lebih luas. Sementara itu, Imanuel menekankan bahwa menjaga eksistensi rumput laut bukanlah perkara mudah, namun dengan kolaborasi dan inovasi, tantangan tersebut dapat diatasi.