Pada Rabu, 31/01/24, Diskusi Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Peringatan Dini diselenggarakan di Kecamatan Rancaekek. Acara ini dihadiri oleh 14 peserta yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan dan masyarakat dari tiga desa, yaitu Rancaekek Wetan, Rancaekek Kencana, dan Bojongloa. Kegiatan yang berlangsung tersebut bertujuan untuk mengenali Risiko, ancaman, serta kerentanan yang ada di masing-masing desa serta menyusun langkah-langkah aksi antisipasi untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Diskusi dimulai dengan pemaparan risiko, ancaman, dan kerentanan di masing-masing desa. Pemaparan tersebut disampaikan oleh tim jaga balai yang terdiri dari Kang Riki, Kang Awen, dan Kang Sola. Berdasarkan hasil pemaparan masing-masing desa, terdapat beberapa potensi Risiko, ancaman, serta kerentanan seperti banjir, angin puting beliung, dan kekeringan. Berdasarkan klasifikasi ancaman, peserta kemudian dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan secara lebih detail.
Proses diskusi berlangsung dengan antusias, lancar, dan peserta terlibat aktif terbukti dari beberapa peserta yang mendiskusikan topik-topik seperti hal apa saja yang menjadi penyebab dan pemicu serta apa saja kejadian yang menjadi penanda akan terjadinya banjir, angin puting beliung maupun kekeringan. Hasil diskusi ini kemudian disajikan dalam bentuk presentasi oleh masing-masing kelompok, kemudian akan dikritisi dan ditambahkan kelompok lain. Hasil ini yang nanti menjadi dasar dan dikembangkan dalam sistematika SOP dan pembentukan tim peringatan dini.
Pada akhir diskusi, dilakukan pemilihan tim peringatan dini untuk Kecamatan Rancaekek. Kang Adi, seorang perwakilan masyarakat dari kalangan petani/peternak terdampak bencana, terpilih sebagai ketua. Nantinya tim yang terbentuk memiliki peran kunci dalam upaya pengamatan, analisis, dan diseminasi informasi terkait bencana, terutama di Kecamatan Rancaekek dan dampaknya terhadap desa-desa di wilayah tersebut. Sebagai ketua terpilih kang Adi memberikan apresiasi sekaligus menyatakan kesiapannya untuk bersinergi bersama Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) dan Save the Children (STC) dalam upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui aksi antisipasi dampak perubahan iklim.
Pada akhir kegiatan, Kang Adi sebagai ketua terpilih menyampaikan apresiasi kepada Yayasan SHEEP Indonesia dan Save the Children. “Kami mengapresiasi kehadiran YSI dan STC sebagai lembaga di luar pemerintah yang turut serta dalam meningkatkan kemampuan masyarakat terkait sistem peringatan dini dan adaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya di Kecamatan Rancaekek. Kami berharap bahwa kegiatan ini terus membawa manfaat positif bagi keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat setempat terhadap potensi bencana” pungkasnya.