Desa Matei, Sabu Raijua - Pada Kamis, tanggal 8 Juni, bagi SHEEP Indonesia dan Organisasi Masyarakat Basis (OMB) Bersatu Desa Matei telah menerapkan pengetahuan baru dalam diversifikasi pembuatan probiotik mikroorganisme lokal (mol) sebagai pengganti EM-4 (Effective Microorganisme 4) yang biasa digunakan dalam proses fermentasi pakan ternak. Inisiatif ini muncul dari diskusi peserta sekolah lapang ternak babi desa Matei setelah mereka mengidentifikasi potensi bahan-bahan lokal seperti bonggol pisang dan gula sabu (gula lontar cair) yang belum pernah dimanfaatkan sebelumnya.
Selama ini, proses pembuatan pakan fermentasi sangat bergantung pada EM-4 yang dibeli di toko. Packaging EM-4 yang menarik membuatnya terlihat seperti barang mewah dan sulit untuk diproduksi sendiri. Namun, melalui berulang kali diskusi dan praktik pembuatan pakan, tim SHEEP Indonesia dan OMB Bersatu Desa Matei berhasil menciptakan probiotik akar pisang sebagai alternatif yang penting dalam formulasi pakan fermentasi.
Penggunaan probiotik mikroorganisme lokal ini memberikan dampak positif bagi peserta sekolah lapang, termasuk meningkatkan proses fermentasi pakan ternak, peningkatan serapan konsumsi ternak terhadap pakan, serta pengendalian bau kotoran yang signifikan. Mama Dina Kore Bangngu, salah satu peserta Sekolah Lapang OMB Bersatu Desa Matei, menyatakan, "Kami biasa sering berlama-lama diskusi di kandang ternak, di mana bisanya kandang babi ini terkesan kotor, bau, dan jorok;namun di kandang lokasi Sekolah Lapang ini kami tidak merasakan itu, sehingga kami juga bisa lebih banyak waktu untuk mengamati, mempelajari, dan bermain dengan ternak-ternak kami di sini". Bagi mereka selain dapat mengoptimalkan bahan local di sekitar mereka, mudah didapatkan dan harga lebih murah; mereka juga bangga dapat memproduksi sendiri pakan ternak.
OMB Bersatu Desa Matei, melalui konsep sekolah lapangnya, berupaya semaksimal mungkin dalam pengolahan sumber daya lokal. Dengan memanfaatkan bonggol pisang dan gula sabu lokal untuk pembuatan probiotik, OMB ini menunjukkan kemampuannya dalam mengolah bahan-bahan lokal menjadi produk bernilai tinggi. Langkah-langkah kecil yang dilakukan oleh OMB ini tidak terlepas dari kesadaran bersama akan pentingnya kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada bahan dari luar. Peserta sekolah lapang berharap bahwa kebutuhan dalam peternakan babi ini dapat sepenuhnya bersumber dari lokal.
Yayasan SHEEP Indonesia berperan dalam menjalankan program kemandirian pangan lokal berkelanjutan di Kabupaten Sabu Raijua. Kemandirian ini ditekankan dalam pendampingan dan kolaborasi dengan OMB Bersatu Desa Matei. SHEEP Indonesia mendorong kesadaran akan pentingnya visi kemandirian, memperkuat kapasitas OMB, serta memfasilitasi OMB dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk Bidang Peternakan - Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Sabu Raijua. Dengan kerja sama yang erat ini, diharapkan program kemandirian pangan lokal dapat terwujud secara berkelanjutan.