Pemupukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian sekolah lapang di Mentawai; khususnya budidaya Keladi dan Pisang. Fokus sekolah lapang kali ini edukasi para petani Mentawai agar juga memperhatikan proses budi daya dalam tahap tumbuh kembang tanaman. Oleh karena itu, pemilihan jenis pupuk menjadi salah satu perlakuan yang disepakati oleh peserta dalam sekolah lapang.
Dalam kegiatan ini, YSI berperan sebagai fasilitator dan kegiatan dilakukan pada bulan April 2023 di Desa Saureinu dan Desa Nemnemleleu. Peserta sekolah lapang dari kedua desa tersebut menjadi penerima manfaat dalam kegiatan ini. Pemupukan pada petak percontohan sekolah lapang dilakukan sebagai upaya untuk memberikan nutrisi tambahan kepada tanaman keladi dan pisang. Pemilihan jenis pupuk merupakan salah satu perlakuan yang disepakati oleh peserta dalam sekolah lapang berdasarkan diskusi yang dilakukan sebelum proses pengamatan rutin.
Peserta sekolah lapang menyepakati bahwa jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik dalam perlakuan sekolah lapang menjadi salah satu penerapan dari sistem pertanian berkelanjutan atau pertanian dengan input luar yang rendah (Low External Input Sustainable Agriculture). Hal ini dilakukan dengan berusaha menghindari input pupuk dan pestisida kimia pabrikan yang dalam jangka panjang dapat merusak ekosistem pertanian.
Proses pemupukan dilakukan dengan dua cara, yaitu pupuk organik padat ditaburkan langsung ke tanah dengan komposisi pada tanaman keladi sebanyak 375 gram pertanaman dan pada tanaman pisang sebanyak 5 kilogram peranaman. Sedangkan pengaplikasian pupuk cair dilakukan melalui penyemprotan dengan tanki semprot yang disemprotkan ke seluruh bagian tanaman dan tanah disekitar tanaman dengan komposisi campuran 1 liter pupuk organik cair untuk 10 liter air.
Di sela-sela kegiatan, Ikbal Herdiyansyah selaku manajer proyek wilayah Sipora menyampaikan “Selama ini, peserta sekolah lapang dalam membudidayakan keladi dan pisang di lahannya masing-masing sama sekali tidak mengaplikasikan pemupukan saat tanaman sedang tumbuh dan berkembang. Selain itu, peserta sekolah lapang juga sangat antusias untuk melihat perbandingan tanaman pada petak perlakuan tanpa pemupukan, petak perlakuan pupuk organik padat, dan petak perlakuan pupuk organik cair sehingga kedepan diharapkan mereka telah memiliki keahlian untuk memilih formulasi pengolahan komoditas yang paling sesuai”
Rencana tindak lanjut dalam proses sekolah lapang adalah melihat perbandingan penggunaan pupuk dan tanpa penggunaan pupuk serta mempersiapkan pembelajaran mengenai pembuatan pestisida nabati untuk untuk menghindari serangan hama dan penyakit pada tanaman keladi dan pisang di lahan petak sekolah lapang.