Sebagai persiapan berjalannya sekolah lapangan di Kabupaten Mentawai, Kupang dan Sabu Raijua; pada hari Kamis (12/05/22) staf proyek kemandirian pangan lokal Yayaysan SHEEP Indonesia mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas dan praktik sekolah lapang di Joglo Tani, Godean, Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid tersebut berfokus kepada penyiapan pengetahuan dasar dan praktik-praktik sekolah lapang agroekologi yang akan diterapkan bersama masyarakat dampingan dengan komoditas pangan yang telah disepakati di masing-masing wilayah.
Kegiatan diikuti oleh 25 orang, terdiri dari staf lapangan di Sipora, Siberut, Kupang dan Sabu raijua serta bidang Mata Pencaharian dan Lingkungan yang berkelanjutan. Hadir sebagai fasilitator sekaligus pemberi materi dalam kegiatan tersebut yaitu Theo Suprapto yang merupakan pemilik Joglo tani sekaligus trainer pendamping sekolah lapang. Beberapa materi yang diberikan antara lain adalah gambaran mengenai pra pelaksanaan, pelaksanaan sekolah lapang, sampai dengan manajemen dinamika kelompok yang diberikan dengan metode permainan.
Dinamika pelatihan muncul pada saat pembahasan musim tanam, salah satu peserta yaitu Sharif Hidayat koordinator lapangan Sabu Raijua bertanya tentang bagaimana menyelaraskan perhitungan masa tanam dan masa panen yang selama ini telah dikenal dan diketahui secara turun temurun dengan teori yang disampaikan; apakah penentuan ini dapat melibatkan tetua adat sebagai salah satu pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Pelibatan ini tentu akan sangat mendukung sekolah lapang yang dijalankan. Selain itu disampaikan juga usulan pemaparan praktek pelaksanaan kurikulum selama ini dan yang akan dijalankan agar dapat direplikasi penggunaannya dan dikembangkan untuk masing-masing wilayah.
Dengan pembekalan dan pelatihan ini, banyak referensi dan materi didapat yang selanjutnya akan diaplikasikan sebagai langkah persiapan staf untuk menginisiasi sekolah lapang[1] di masing-masing wilayah. Materi tersebut juga akan diolah sebagai panduan dan mendukung edukasi peserta sekolah lapang dan masyarakat.
[1] proses pembelajaran berdasarkan pendekatan kemasyarakatan, partisipatif, dan pelatihan lapangan praktis untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menganalisis potensi, menyusun rencana, identifikasi masalah dan pemecahannya, pengambil;an keputusan, penerapan praktek-praktek dan manajemen yang baik.