(Lingkungan) - Sabu Raijua, NTT—Listrik merupakan salah satu energi vital untuk menunjang kehidupan manusia. Saat ini masyarakat mudah untuk mendapatkan manfaat dari energi tersebut. Namun, faktanya didaerah-daerah tertentu listrik menjadi sesuatu hal yang langka, seperti halnya di beberapa desa mitra Yayasan SHEEP Indonesia (YSI).
“Kondisi rumah yang gelap khususnya rumah daun, menimbulkan banyak penyakit misalnya penyakit TB. Risiko lainnya, apabila ada binatang berbahaya yang masuk ke rumah tidak terlihat,” terang Ibu Welmince Mata Ratu, salah satu ketua RT di Desa Ledetalo.
Untuk mengatasi persoalan tersebut YSI memperkenalkan teknologi tepat guna untuk memberikan penerangan pada rumah daun saat siang hari dengan pemanfaatan botol bekas.
Difasilitasi oleh Andi Rachmat dan Wahyu Wibisono dari YSI, pada tanggal 25 April 2017 di Mehona dan Ledetalo dilakukan pelatihan pembuatan sarana penerangan dari botol bekas. Menurut Wahyu, pemanfaatan botol bekas sama dengan penggunaan seng transparan (mika). Dimana botol bekas akan meneruskan sinar matahari masuk kedalam rumah daun.
Cara pembuatannya sederhana, mempersiapkan beberapa botol bekas air mineral dan diisi dengan campuran antara air dan pemutih pakaian, kemudian di letakkan sedemikian rupa pada atap rumah daun. “Penggunaan pemutih pakaian dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya lumut di dalam botol “, tutup Wahyu diakhir sesi pelatihan.