Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) menggelar lokakarya penyusunan perencanaan kebutuhan mentoring bagi mitra lokal/Peer Humanitarian Partner (PHP) pada 6-7 Maret 2025 di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program ToGETHER yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran serta mitra lokal dalam aksi kemanusiaan agar lebih cepat, tepat, efektif, serta akuntabel.Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta yang mewakilI lima organisasi masyarakat sipil yang terpilih sebagai PHP dan juga YSI
Lokakarya diawali dengan pemaparan tentang ruang lingkup dan gambaran umum silabus mentoring, diikuti dengan pembahasan metode Appreciative Inquiry (pendekatan yang berfokus pada kekuatan, potensi, dan hal-hal positif yang telah berhasil dilakukan oleh individu atau organisasi) sebagai pendekatan dalam menyusun rencana peningkatan kapasitas organisasi. Banyak peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam diskusi mengenai metode ini, mengingat potensinya dalam menciptakan perubahan positif di masing-masing lembaga melalui pendekatan berbasis kekuatan dan potensi yang sudah ada. Selain itu, lokakarya juga menjadi ajang diskusi mengenai beberapa terminologi baru dalam respons kemanusiaan, termasuk konsep eco-humanitarian. Konsep ini menjadi topik menarik karena memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam respons, khususnya bagi lembaga atau PHP yang masih dalam tahap awal dalam membangun pengalaman di bidang respons bencana/kemanusiaan. Pemahaman mengenai konsep ini diharapkan dapat membantu organisasi mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan dan berbasis ekologi dalam aksi kemanusiaan mereka.
Pada hari kedua, masing-masing PHP berdiskusi dan mempresentasikan kebutuhan peningkatan kapasitas mereka untuk semakin memahami tantangan dan peluang yang dihadapi organisasi dalam aksi kemanusiaan; YSI menekankan pentingnya menyepakati rencana kerja yang realistis dan berkelanjutan karena Mentoring ini bukan hanya tentang berbagi pengalaman, tetapi juga membangun strategi bersama agar setiap organisasi memiliki kapasitas yang lebih kuat dalam melakukan respon kemanusiaan.
Sebagai penutup, Andreas Subiyono – selaku fasilitator yang juga direktur YSI menyampaikan bahwa pelokalan merupakan sebuah peluang besar (opportunity) dalam aksi kemanusiaan. Meskipun materi dan standar berasal dari tingkat global, pelokalan menjadi kesempatan untuk membangun kekuatan yang lebih kokoh di tingkat nasional dan lokal. “Pelokalan memberikan ruang untuk membentuk kultur bantuan kemanusiaan di Indonesia agar lebih efektif dan akuntabel. Oleh karena itu, tuntutan akuntabilitas menjadi semakin penting agar setiap organisasi mampu menemukan visi yang jelas dalam respon kemanusiaan,” ungkapnya.
Hasil lokakarya ini menghasilkan rencana kerja yang akan dijadikan pedoman dalam implementasi mentoring ke depan. Program mentoring ini akan berjalan selama kurang lebih tiga puluh bulan dan akan dilakukan monitoring secara berkala. Para PHP akan terus mendapatkan dukungan dari YSI untuk memastikan implementasi rencana kerja berjalan sesuai harapan.