Akuntabilitas dan tata kelola yang baik menjadi salah satu tantangan bagi semua organisasi agar sustain. Hal tersebut juga mendukung upaya tercapainya misi organisasi agar mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Salah satu yang dilakukan adalah Evaluasi Program dengan proses pemikiran sistematis dan terstruktur. Proses evaluasi tersebut dilakukan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Wanita (P3W) Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua dengan difasilitasi oleh Yayasan SHEEP Indonesia. Tahap evaluasi dilakukan selama 8 hari dari tanggal 20-28 Januari di 3 wilayah Klasis GKI-TP yaitu Klasis Teminabuan (Kepala Burung) di Sorong Selatan, Klasis Baliem Yalimo (Pegunungan Tengah) di Wamena, dan Klasis Keerom.
Evaluasi eksternal dilakukan dengan metodologi DAC (upaya untuk melihat relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak dan keberlanjutan). Proses evaluasi melibatkan 150 partisipan (laki-laki: 26 dan perempuan: 124) yang terlibat di dalam diskusi terpimpin dan wawancara, dengan beberapa pemangku kepentingan. Terdapat 7 pihak dari golongan pemerintah, OMS, Jaringan sebanyak 5 pihak, Badan Pengurus Klasis 4 pihak dan Badan Pengurus Sinode GKI TP sebanyak 7 pihak; menurut kepala dinas pendidikan kabupaten Sorong yang juga hadir dalam kegiatan “Peran P3W sangat krusial bagi pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas generasi Papua”
Hal menarik dalam dinamika diskusi dihasilkan kesimpulan bahwa cakupan wilayah layanan GKI TP (induk yang menaungi P3W) yang membutuhkan peran diakonia P3W masih sangat luas, untuk itu dibutuhkan sinergisitas yang solid antara P3W dan perangkat organisasi lain di lingkungan Sinode GKI, sehingga tugas diakonia benar-benar menjangkau jemaat GKI yang marjinal. Badan Pengurus Sinode GKI Di Tanah Papua sebagai supra struktur P3W GKI perlu mereview dan mengesahkan mandat P3W beserta perangkat organisasi lainya, dan mendukung sinergi untuk efisiensi sumber daya, efektivitas strategi dalam rangka perluasan jangkauan layanan diakonia GKI TP.