(Pdt. Jhon Mozes berbincang dengan staf YSI)
Rabu,(01/09/21) Bapak Pdt. Jhon Mozes Hendrik Wadu Neru S.Si Teol, selaku ketua Klasis Sabu Timur menerima kunjungan Staff Yayasan SHEEP Indonesia di kantor outdoor Klasis Sabu Timur. Topik pertemuan membahas kondisi Kabupaten Sabu, mulai dari bencana Seroja, manajemen dan penanganan kebencanaan, dampak perubahan iklim serta potensi kemitraan yang dapat dibangun dengan Klasis Sabu Timur.
(rumah rusak akibat siklon seroja)
Diskusi tentang pengurangan resiko dan pencegahan bencana, bapak Jhon Mozes Hendrik Wadu mengungkapkan : “Masyarakat banyak menebang pohon tuak (lontar) yang digunakan untuk membangun rumah”. Menurutnya, ini salah satu yang membuat kondisi saat bencana angin seroja memiliki dampak lumayan parah, karena pohon-pohon ini menurut sejarah di Sabu menjadi upaya melindungi perumahan warga dari angin besar pada jaman dulu.
(pohon lontar yang masih produktif)
Hal ini memang membutuhkan data dan analisa para ahli, walaupun begitu pendapat dari mereka yang tinggal berdasar pengalaman dan histori ini sangat penting untuk kita belajar tentang perubahan iklim dan analisa resiko bencana. Bahkan dari sisi potensi lokal dan menambah pendapatan ekonomi, lontar menjadi kekayaan Sabu yang patust dipertimbangkan. Penebangan Lontar diidentifikasi sebagai ancaman terhadap ketahanan pangan masyarakat Sabu yang memiliki kondisi keterbatasan air apalagi pohon lontar berfungsi mengurangi hawa panas,serta hasil olahan air irisan batang buah lontar dapat dimanfaatkan untuk membuat gula sabu yang menjadi produk unggulan daerah.