Tujuan Program Early Recovery Post Cianjur Earthquake yang didukung oleh ToGETHER-HOIFA bertujuan untuk memberikan dukungan kepada penyintas terdampak gempabumi dengan kerusakan hunian ringan dan sedang, untuk dapat memperbaiki rumahnya dengan metode perkuatan tahan gempa atau retrofitting. Program yang dilakukan selama periode 1- 31 Maret 2023 oleh Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) ini telah menjangkau 57 KK di 7 Desa . Ke 57 KK tersebut adalah mereka yang memenuhi kriteria mendapatkan bantuan, yaitu: hunian yang terdampak, kategori miskin dan memiliki anggota keluarga anak-anak &/ ibu hamil &/ lansia &/ penyandang disabilitas.
Rencana awal bahwa retrofitting dan distribusi material untuk retrofitting hanya akan dilakukan di satu desa, yaitu Mekarjaya meluas menjangkau 7 desa di 4 Kecamatan. Hal ini dilakukan selain mereka adalah KK dengan hunian rusak sedang dan atau ringan, memiliki anggota keluarga dengan kelompok berisiko, mereka juga berpartisipasi dan berkontribusi pada proses pelaksanaan retrofitting dan distribusi material. Dinamika lain yang melatarbelakangi perluasan jangkauan desa adalah good will aparat pemerintah desa dalam mensosialisikan pentingnya perkuatan struktur, serta meyakinkan bahwa bantuan perkuatan hunian dari YSI tidak akan menghilangkan hak mereka untuk mendapatkan bantuan pemerintah.
Aktivitas program lainnya yaitu Peningkatan Kapasitas bagi tukang lokal tentang pengetahuan dan skill perkuatan struktur dengan metode retrofitting melibatkan 17 orang pertisipan. Tujuhbelas orang tukang tersebut: 7 orang dari Desa Mekarjaya, 3 orang dari Desa Kutawaringin dan 7 orang dari Desa Maleber.
Periode program yang sangat pendek disikapi YSI dengan menerapkan dua skema implementasi program. Skema pertama dilakukan oleh YSI dengan melibatkan panitia local untuk proses distribusi material, pembiayaan tukang dan pelibatan tukang yang telah dilatih dan berhasil menyelesaikan perkuatan 12 unit rumah. Skema kedua yaitu distribusi material langsung ke penerima manfaat dan dalam pengadaan tukang serta pengelolaan biaya tukang diserahkan kepada penerima manfaat. Skema kedua ini menjangkau 45 KK sebagai partisipan sekaligus penerima manfaat program.
Dari proses implementasi ini, beberapa pembelajaran penting dapat diambil. Pelibatan penerima manfaat dalam proses perkuatan rumah terdampak, termasuk pelangsiran dan pengerjaan pembobokan, membuat pemilik rumah lebih bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam proses retrofitting, serta mempercepat penyelesaian perkuatan. Pengawasan yang intensif dalam proses perkuatan juga penting untuk mengurangi kesalahan dalam penerapan metode retrofitting. Selanjutnya, perlu dilakukan riset untuk menentukan tingkat kerusakan rumah terdampak sehingga dapat menghitung kebutuhan material dan waktu kerja yang diperlukan. Informasi yang akurat mengenai kebijakan pemerintah terkait bantuan juga sangat penting untuk mengurangi kekhawatiran penyintas terkait hak mereka. Pelibatan pemangku wilayah seperti Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat juga memudahkan dalam pemilihan penerima manfaat. Terakhir, waktu pelaksanaan yang singkat dengan sebaran wilayah yang luas membuat persiapan teknis, sosial, dan monitoring perlu ditingkatkan agar hasil perkuatan rumah terdampak dengan metode retrofitting dapat maksimal.