Aksi antisipasi adalah fase yang ada diantara kesiapsiagaan dan respon darurat. Salah satu komponen untuk menjalankan Aksi Antisipasi adalah terkait analisis informasi peringatan dini dan risiko serta perencanaan respon dan pemulihannya. Komponen penting dalam analisis informasi peringatan dini adalah mengenai informasi cuaca, salah satunya keakuratan data curah hujan. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan upaya pengukuran tersebut dan memperkenalkan teknologi tepat guna yang sesuai Yayasan SHEEP Indonesia mengadakan pelatihan penggunaan ombrometer bagi Desa Harkatjaya dan Nanggung, pada hari Senin (20/03).
Pelatihan ini dihadiri oleh tim siaga bencana, Pemerintah Desa Nanggung, Pemerintah Desa Harkatjaya, serta warga desa yang tertarik untuk belajar menggunakan ombrometer. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengukuran curah hujan dan manfaatnya dalam kegiatan pertanian, khususnya terkait analisis informasi peringatan dini dan risiko serta perencanaan respon dan pemulihannya.
Dalam pelatihan ini, peserta dibekali dengan teori dasar mengenai pengukuran curah hujan, cara mengoperasikan ombrometer, dan bagaimana cara menghitung data curah hujan yang terukur. Setelah mendapatkan pengetahuan dasar, peserta kemudian praktek langsung menggunakan ombrometer dengan mendatangi beberapa titik pengukuran curah hujan di sekitar desa. Mereka belajar menginstal ombrometer di tempat yang tepat, mengukur curah hujan, dan mencatat data hasil pengukuran. Peserta juga diberikan pemahaman tentang cara mengolah data hasil pengukuran curah hujan yang terkumpul. Sebagai gambaran, Kecamatan Nanggung dan Sukajaya merupakan daerah yang pergantian musimnya tidak menentu sehingga jika hanya mengandalkan data dari stasiun pengamat yang ada di sekitar dua kec/desa tersebut, ditambah kedua kecamatan tersebut memiliki topografi berbukit.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung dengan sangat interaktif,Peserta antusias mengikuti setiap sesi pelatihan dan terlihat senang bisa belajar sesuatu yang baru. Mereka juga memiliki harapan untuk bisa memanfaatkan teknologi ombrometer untuk kepentingan pertanian mereka di masa depan.
Alvianto Roeseno selaku manager area Proyek Aksi Antisipasi Banjir mengatakan pentingnya penggunaan ombrometer agar mampu meningkatkan keakuratan prediksi sistem peringatan dini Banjir bandang, banjir, dan longsor yang terjadi pada 2020 lalu salah satunya disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi; oleh sebab itu penting memasang dan mengukur curah hujan yang ada di dua desa tersebut. Data ini dapat meningkatkan akurasi prediksi sistem peringatan dini di kedua desa tersebut” pungkasnya.