Halo, salam Kenal..
Saya Horiana Yolanda Haki, S.Pd biasa disapa Hori. Saya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Saya merupakan salah satu staf walhi NTT yang melakukan magang di Yayasan SHEEP Indonesia cabang Kupang selama 2 bulan, mulai dari tanggal 14 Februari hingga 14 April 2022. Disana saya belajar banyak hal terkait pengorganisasian masyarakat di desa, model diskusi PRA, siklus managemen (PIME) dan bagaimana membentuk dan berkerja dalam teamwork. Selain itu, saya juga belajar bagaimana penerapan keseteraan gender dan bagaimana upaya untuk menggaungkan keadilan gender ini dalam setiap kegiatan yang dilakukan dilapangan atau pada masyarakat desa dampingan, belajar bagaimana cara komunikasi yang baik, belajar membuat jurnal harian yang berfungsi sebagai alat monitoring dan sebagai catatan pembelajaran sekaligus pengingat bagi saya. Ini adalah pengalaman berharga dan perdana bagi saya yang baru selesai menyelesaikan study untuk magang yang berbaur langsung dengan masyarakat. Hal pertama yang terbesit dalam benak saya ketika mendengar kalimat kerja-kerja kemasyarakatan adalah pasti mudah, ternyata dugaan saya meleset. Ini tidak semudah yang saya pikirkan namun tidak juga sesulit itu ketika dijalani dengan sukacita dan beryukur. Karena di sana saya bertemu banyak relasi, keluarga baru yang begitu welcome di desa dengan tipikal mereka masing-masing dan suasana kantor dengan kakak-kakak yang ramah, mereka menerima dan membimbing saya dengan tulus dan juga mendukung saya.
Kemudian terkait bagaimana pengalaman selama magang di YSI. Adanya perubahan kebiasaan yang dulunya cukup malas menjadi lebih mandiri sejak magang karena tinggal jauh dari orang tua ditambah lokasi dampingan yang letak dan rutenya yang cukup menantang menjadi cerita tersendiri bagi saya. Selain itu, lebih bisa memanage waktu sehingga bisa terencana sesuai timeline dan selalu belajar menyesuaikan dengan waktu masyarakat desa, lebih sabar dan tidak memaksakan kehendak sendiri, peka dan kritis dengan persoalan sekitar yang berhubungan dengan masyarakat karena dinamika disetiap desa itu tidaklah sama. Ada kalahnya kita akan berhubungan berhadapan dengan orang-orang yang patriarki yang mau menang sendiri atau dengan masyarakat yang belum mau bergerak sendiri tampah melihat contoh (masih berperspektif Thomas) atau dengan kecenderungan masyarakat yang serba instan. Kemudian adanya peningkatan pengetahuan dimana dapat melihat praktik langsung dari teori pengorganisasian masyarakat, model PRA, advoksi, dan monitoring PIME dalam organisasi sehingga saya mendapat gambaran terkait mengimplementasikan terori-teori tersebut. Karena sebelum magang saya belum pernah berkecumbu dengan hal-hal tersebut, yang saya ketahui model stategi pendekatan pengorganisasian dengan masyarakat masih cuman berbasis pada pemerintah desa yang mengkoordinir dan cuman sebatas pemberian pelatihan, pemberian dana tampa pendampingan lebih lanjut dan di YSI tidak sperti itu. Selain itu saya juga mendapat beberapa tabahan materi penguatan yang menambah pengetahuan saya selain melihat praktik langsung dilapangan.
Dilain sisi, suasana yang diterapkan di YSI adalah kekeluargaan dan kolektifitas dalam pekerjaan sehingga membuat susana disana menjadi harmonis dalam memberikan ruang yang nyaman terutama bagi volunteer magang. Selain itu mereka juga memberikan ruang bagi volunteer untuk memberikan masukan dalam diskusi team, evaluasi kegiatan ataupun saat menganalisis hasil kegiatan yang dilakukan bersama.