Ardiansyah Anshorry (Olly) - Gempa bumi dan tsunami menerpa Palu, Sigi dan Donggala di Sulawesi Tengah yang terjadi pada hari Jumat tgl 28-9 2018. Sementara terpaan bencana memporak porandakan situasi di Sulteng, saya hanya bisa melihat kejadiannya di TV, karena saya asli NTB tepatnya kab. Sumbawa kec. Empang.
Senin 15-10-2018 melalui akun Whatsapp saya mendapatkan ajakan dari teman sekantor untuk mengikuti kegiatan emergency respon (ER) yang bekerja sama dengan Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) sebut saja Khudri namanya, yang secara kebetulan dia sedang melakukan ER I pasca bencana gempa dan tsunami di Sulteng.
Kamis 18-10-2018 Saya menerima telpon dari Mbak Tina na namanya Beliau ini adalah proyek manajer (PM) Yayasan SHEEP Indonesia. Beliau ngomong melalui media telpon untuk menanyakan kesiapan saya bergabung dengan Yayasan SHEEP Indonesia dalam tanggap bencana ER di Sulteng, tanpa pikir panjang saya langsung menyetujui nya.
Atas ijin keluarga Selasa 22-10-2018 saya berangkat menuju ke Sulteng melalui transportasi udara dengan penyeberangan yang ditempuh kurang lebih 14 jam. Palu adalah kota yang unik. Letaknya berada di teluk, sehingga kota ini dikelilingi dengan pegunungan dan laut di sekitarnya.
Sepanjang mata memandang, maka kita bisa melihat pegunungan dan laut secara bersamaan di kota ini Sebelum datang ke kota ini, saya sempat khawatir akan keamanan kota ini karena paska bencana alam gempa tsunami dan likuivaksi, akan tetapi karena adanya dorongan jiwa penolong yang tersirat di hati saya rasa khawatir itu sedikit demi sedikit sirna dikikis olehnya.
Sesampai di tempat kantor tanggap bencana SHEEP saya di sambut oleh bapak koordinator Lapangan (Korlap) Sebut saja namanya Opa Bahri dan tim ER I yang secara kebetulan sudah melakukan respon bencana di tempat kejadian mereka menyambut saya dengan penuh senyuman dan begitu ramah
Rabu 23-10-2018 pelayanan pertama di lakukan oleh tim kami di desa panau. Sepanjang jalan saya melihat reruntuhan bangunan-bangunan yang dihancurkan oleh gempa dan tsunami. Sempat sedih dah terharu. Lanjut ke pelayanan kesehatan untuk tim ER Gelombang ke-2 ini terdiri dari dua tim yaitu tim II dan tim III untuk tim II yaitu dari kelompok saya sendiri yang terdiri dari 1 tenaga dokter 1 tenaga apoteker dan 2 tenaga perawat. Pelayanan di desa panau berjalan dengan lancar, keinginan dan antusias masyarakat setempat untuk mendapatkan hidup sehat dan layak yang mendorong nya untuk berobat ke tempat kami.
Di desa Panau ini ada beberapa kasus pasca bencana yang saya dapati seperti luka robek, patah tulang, sesak napas diare dan lain lain. Saya cukup prihatin dan simpati kepada masyarakat setempat dimana masyarakat tersebut sudah tidak memiliki tempat atau rumah yang layak untuk dihuni Dengan lingkungan yang tidak beraturan.
Sehari setelah pelayanan usai kami kembali ke kantor SHEEP setempat, Tepat pukul 08.00 malam kami melakukan koordinasi, koordinasi ini bertujuan untuk bertukar pendapat, bertukar pikiran dan menceritakan apa yang kita alami dengan tim ER II yang melakukan pelayan di desa lain. Usai koordinasi kami pun beristirahat.
Kegiatan pelayanan kesehatan ini berlangsung selama 10 hari, Dari tanggal 23-10-2018 sampai tanggal 01-09-2019 selama 10 hari di beberapa desa di Sulteng tersebut. Dari pelayanan kesehatan yang dilakukan di Sulteng ini ada banyak ilmu atau pengetahuan yang saya bisa dapatkan bersama tim ER I. Dimulai dari pengetahuan tentang betapa dahsyatnya bencana yang menghancurkan bagian dari Sulawesi Tengah di beberapa tempat atau kabupaten kemudian ilmu tentang perubahan proses perawatan luka yang di wilayah saya sangat jauh berbeda.
Kegiatan emergency respon gelombang ke-2 bersama tim II & tim III usai dilakukan saya pulang ke NTB Beberapa minggu kemudian proyek manajer dari SHEEP menghubungi saya untuk penawaran AIR yang akan dilakukan oleh tim 7 & 8.Tanpa pikir panjang, saya langsung menyetujuinya.
Selasa, tanggal 20-11-2018, saya dan teman saya Khudri berangkat dari NTB menuju ke Sulteng dengan menempuh perjalanan kurang lebih 14 jam. Tepat sore hari setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh kami tiba di Sulawesi Tengah kabupaten palu kantor tanggap bencana Yayasan SHEEP Indonesia. Malam harinya, seperti agenda yang sama dilakukan kita koordinasi dulu sebelum melakukan pelayanan kesehatan, hasil dari koordinasi tersebut kita lakukan pada pelayanan kesehatan keesokan harinya. Saya bangga bisa mengikuti kegiatan ER bersama SHEEP.
Pada hari kamis tanggal 22-11-2018 Sampai tanggal 01-12-2018 kita melakukan pelayanan kesehatan seperti biasanya Yang diawali dengan desa Pulu kecamatan Polo kab. Donggala, dan beberapa desa lainnya, pelayanan yang dilakukan cukup lancar tetapi ada satu desa yang lumayan jauh kita tempuh sebut saja namanya desa Balaisang Tanjung, Desa ini kita tempuh dengan waktu perjalanan jauh dengan jalur yang begitu menegangkan sesampai di 7 sana kita harus bermalam atau menginap untuk bisa melakukan pelayanan kesehatan.