Upaya Peningkatan Kesehatan masyarakat berbasis keluarga gencar dilakukan oleh SHEEP Indonesia wilayah Sulawesi Tengah salah satunya melalui program posyandu keluarga. Keberadaan posyandu keluarga telah dirasakan lebih dari 16 puskesmas dan melibatkan kurang lebih 95 kader yang tersebar di wilayah desa bangga, Desa Enu, Desa Toayavunta, Desa Lendetovea dan Desa Lombonga. Posyandu keluarga yang merupakan salah satu Pilot Program kesehatan yang diinisiasi YSI dalam pelaksanaanya tidak hanya menyasar puskesmas dan kader saja sebagai subjek yang terlibat langsung menangani masyarakat namun juga bersinergi degan berbagai pihak diantaranya Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas kesehatan kabupaten Sigi, Donggala dan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah dengan fungsi dan perannya masing-masing.
Sejak program posyandu keluarga dijalankan, kader bersama dengan pihak puskesmas telah mengidentifikasi beberapa hal dan permasalahan yang ada di desa, diantaranya adalah tingginya tingkat stunting, permasalahan penyakit ispa bagi lansia dan permasalahan yang terkait dengan perilaku hidup sehat serta kebersihan lingkungan yang berdampak bagi kesehatan masyarakat. Untuk itu, pendekatan dan penerapan posyandu keluarga memiliki dampak yang besar bagi desa khususnya di wilayah lombonga. pelayanan posyandu keluarga membawa perubahan salah satunya dalam penanganan dan pencegahan stunting pada anak. Posyandu keluarga juga memiliki peran mendorong vaksinasi covid-19 di wilayah desa bangga, Desa Enu, Desa Toayavunta, Desa Lendetovea dan Desa Lombonga dimana kader posyandu bersama puskesmas. Strategi sosialisasi dan jemput bola terkait vaksinasi dan manfaatnya bagi kesehatan seluruh anggota keluarga yang menarik diceritakan dalam workshop, termasuk ketika kader kesehatan kemudian memprioritaskan mereka yang terbatas akses mendapatkan vaksinasi dan mereka yang berada pada kategori kelompok rentan. Prinsip bahwa kesehatan satu anggota akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain juga menjadi gerakan kesehatan keluarga di masa pandemi.
Dinamika pelaksanaan di masing-masing desa tersebut memunculkan statemen salah satunya dari Kepala Puskesmas Tambu, Asmir yang menyatakan bahwa semenjak adanya permodelan posyandu keluarga, antusiasme masyarakat menjadi tinggi sebab pelaksanaan Posyandu Keluarga mengintegrasikan beberapa layanan dan melibatkan seluruh anggota keluarga sehingga riwayat penyakit di dalam satu keluarga dapat terdeteksi sejak dini. Dengan melibatkan seluruh anggota keluarga maka akan ada lebih banyak pihak yang sadar dan memiliki upaya untuk saling mengingatkan satu sama lain di lingkup terkecil yaitu keluarganya.
Di akhir workshop para pemangku kepentingan dan kader yang hadir berkomitmen selepas tidak adanya pendampingan yang dilakukan oleh YSI mereka bersepakat untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan posyandu keluarga dimana masih ditemukan banyak sekali kekurangan seperti belum meratanya sarana dan prasarana, belum meratanya pengetahuan kader sampai dengan menyempurnakan konsep posyandu keluarga dengan model 5 meja yang kesemuanya akan dilakukan oleh dinas kesehatan masyarakat dan pihak puskesmas serta pemerintah desa untuk pemenuhan peralatan dan logistik.