Selasa (15/02/22) bertempat di Aula kantor bupati Sabu Raijua, SHEEP Indonesia bersama dengan Yayasan PIKUL memaparkan dan mendiskusikan Hasil Kajian Kebijakan Kemandirian Sistem Pangan Lokal Berkelanjutan Sabu Raijua. Dalam kegiatan tersebut dipaparkan kondisi pangan yang ada di Kabupaten Sabu Raijua. Selain itu, gambaran pengetahuan warga masyarakat dalam mengenal, membudidayakan atau mempertahankan pangan lokal serta kondisi faktual pangan pokok yang di konsumsi warga, serta melihat ada atau tidaknya kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung kemandirian sistem pangan lokal di wilayahnya. Hasil diskusi disusun semenjak bulan november 2021 sampai pada bulan februari 2022
Proses hasil kajian melalui analisa dan study terkait kebijakan dan praktik yang ada di kabupatan sabu raijua tentang kemandirian pangan, dengan objek study analisis; kebijakan daerah termasuk Peraturan daerah, Peraturan Bupati, atau Surat Edaran, dan juga melihat dalam dokumen perencanaan termasuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Startegisnya, serta implementasi program dan kegiatan yang di lakukan oleh dinas yang ada.
Kegiatan dihadiri oleh jajaran pemerintah kabupaten sabu raijua (Bupati, Asisten 2 bdiang Perekonomian, Bappeda, Dinas Pertanian dan OPD terkait lainya), 8 kepala desa dampingan program YSI Desa Keliha, Jiwuwu, Matei, Eimadake, Dainao, Mehona, Ledetalo, dan Kotahawu, pengelola wilayah kelautan dari BKKPN Kupang wilayah Taman Nasional Laut Sawu, selain itu juga organisasi masyarakat sipil mitra kerja YSI (Ecologica, GPS, Relasi community, Indonesia Mengajar, serta Yayasan Konservasi Alam Nusantara.
Dalam kegiatan tersebut dihasilkan beberapa keputusan diantaranya; verifikasi hasil kajian kepada pemerintah dan mitra untuk penyempurnaan hasil serta adanya rencana aksi bersama semua pemangku kepentingan dalam isu kemandirian sistem pangan di sabu raijua. Hasil diskusi antara lain menghasilkan beberapa poin, semua pihak berkomitmen mendukung adanya kebijakan dan program kemandirian sistem pangan lokal di sabu raijua, mendorong adanya forum komunikasi lintas stakeholders, mengupayakan adanya serapan hasil pertanian melalui kebijakan pemerintah, pengembangan tanaman sorgum dan komoditas lainya, melakukan sertifikasi produk unggulan pangan daerah, pelatihan pengolahan dan pengembangan jaringan pasar serta memperhatikan isu gender baik pada tingkat akses, partisipasi, manfaat, kontrol serta respon akan adanya kekerasan berbasis gender yang terintegrasi. Ada hal menarik dari kegiatan ini, Bapak Bupati Sabu raijua memberikan tanggapan :
“Harapan kami dalam kesempatan ini, program Yayasan SHEEP Indonesia dan masyarakat dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan pemerintah sabu raijua dan dapat menyentuh langsung kepentingan masyarakat. serta kita semua secara bersama mempersiapkan diri untuk mandiri dalam pangan (memiliki ketahanan pangan), sehingga tidak perlu memasok pangan dari luar”.