(Sipora Selatan, Kepulauan Mentawai)
Keladi dan pisang masih menjadi andalan makanan pokok di Kepulauan Mentawai. Di 5 desa yang didampingi, jumlahnya kian banyak karena masyarakat sudah bersemangat untuk membudidayakan.
Pendampingan yang dilakukan selama ini tidak hanya budidaya dan penyadaran manfaat dan kandungannya tetapi juga mengembangkan keladi dan pisang sehingga memberikan tambahan pendapatan. Pengembangan ini diberikan dalam bentuk pelatihan pengolahan pasca panen pisang dan keladi.
Pelatihan pengolahan pasca panen pisang dan keladi dilaksanakan salah satunya di Kecamatan Sipora Selatan, Kepulauan Mentawai pada bulan April-Mei 2017 lalu. Pelatihan ini memberi dampak yang cukup baik bagi perekonomian masyarakat setempat saat ini. Praktek pasca panen semakin variatif dan masyarakat semakin bersemangat untuk memasarkannya karena memberikan hasil yang cukup baik. Hasil di 4 Desa, yaitu Matobe, Saureinu, Bosua dan Beriulou mulai terlihat dan ini semakin membuat kelompok perempuan bersemangat untuk mengerjakan. Selain itu hal yang menggembirakan mulai muncul kerja sama antar OMB di desa, ada yang memfokuskan di bidang budidaya (pemasok bahan) dan ada yang konsen untuk mengembangkan dalam pengolahan pasca panen keladi dan pisang. Hal ini dilakukan agar kerja sama dan keberlanjutan produksi dan pengolahan produk tetap kontinyu.
Di Desa Matode pengolahan pasca panen pisang dan keladi dilakukan oleh kelompok OMB Simeruk (2017) dan kini bertambah sejumlah 5 orang anggota yang mengembangkan usaha secara mandiri. Hampir serupa, di Desa Saureinu yang dulunya hanya fokus pada pengolahan pasca panen oleh OMB Gougou baga kini dibagi penjadi 2 kelompok kerja (Pengolahan dan Budidaya). Sedangkan untuk Desa Bosua (OMB Buah Simeruk) dan Desa Beriulou (OMB Rorosibau) lebih berfokus pada kegiatan budidaya pisang dan keladi. Upaya budidaya keladi di Desa Bosua dan Beriulou berjalan cukup lancar karena aktifnya anggota kelompok dan ketersediaan lahan budidaya yang luas, namun masih ada satu kendala yaitu alat mesin pertanian yang terbatas.
Perkembangan lainnya yang menarik adalah adanya dukungan dari Dinas Pertanian berupa peralatan dan pelatihan-pelatihan budidaya sehingga membantu produk keladi semakin bagus hasilnya. Untuk mengakomodasi permintaan yang semakin bertambah, saat ini di ketiga desa (Desa Saureinu, Desa Bosua dan Desa Beriulou) tengah mengupayakan untuk menambah luasan lahan budidaya.
Kegiatan pembukaan lahan oleh Ibu-ibu kelompok OMB Gougoubaga Desa Saureinu
Pada pelaksanaan pengolahan pasca panen pisang dan keladi, Desa Bosua mendapat dukungan dari Dinas Perindustrian dan Koperasi untuk kegiatan pemasaran. Rencana kedapan akan dilanjutkan dengan upaya peningkatan kapasitas produksi, pengajuan ijin PIRT dan sertifikasi halal. Pengembangan usaha ini jelas memberikan manfaat bagi petani setempat sebagai pemasok bahan baku produksi kripik maupun olahan pisang dan keladi lainnya. Untuk itu pemasaran di pasar lokal perlu lebih diperluas dan harapannya hal ini didukung oleh dinas perhubungan terkait jadwal kapal yang singgah dan menjadi media agar produk-produk lokal dapat diangkut serta dipasarkan keluar wilayah. Selain itu, bagaimana bahan kemasan yang masih tergantung pada kesediaan dari luar (kota padang) dapat terjangkau dan mampu mendukung pengemasan produk yang kontinyu.