
Pada 12 September, dilakukan fasilitasi lokakarya di SD BOPKRI Sidomulyo 1 di Godean, Sleman untuk memperkuat kembali literasi tentang keadilan iklim. Kegiatan ini diikuti oleh 53 anak-anak yang berasal dari kelas 4 dan kelas 5. Kedatangan tim YSI disambut riang oleh seluruh anak-anak pada pagi itu.
Rizky membuka sesi dengan perkenalan dan pertanyaan interaktif tentang kondisi bumi yang terjadi akhir-akhir ini. Apa yang diamati oleh anak-anak dari kondisi bumi dan bagaimana kemudian menghubungkan hal tersebut dengan perubahan iklim yang terjadi. Anak-anak menjawab dengan sangat antusias. Diskusi ini menjadi lebih menarik, karena dilanjutkan dengan menonton video edukasi tentang perubahan iklim, sebagai contoh visual yang mampu ditangkap anak-anak.
Setelah video usai, sesi berikut digantikan Wiva untuk menyampaikan materi tentang pengertian perubahan iklim, penyebab, dampak, serta aksi sederhana yang dapat dilakukan. anak-anak mencatat dengan tekun serta aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan karena mereka masih mengingat dan telah mendapatkan literasi sebelumnya.

Diskusi berjalan hidup. Beberapa anak-anak menyebutkan aksi nyata seperti menanam pohon, mengolah sampah, membawa tumbler, dan menggunakan tas kain. Untuk mengukur pemahaman, tim fasilitator mengajak anak-anak bermain dengan kartu ilustrasi yang harus dikategorikan menjadi penyebab, dampak, atau aksi untuk menghadapi fenomena perubahan iklim.

Lokakarya bagi anak ini diberikan untuk semakin menguatkan mereka dengan pengetahuan tentang Perubahan Iklim yang sekarang tengah terjadi dalam skala global. Anak-anak di negara berkembang seringkali tidak diikutsertakan dalam diskusi tentang isu perubahan iklim, padahal Indonesia termasuk salah satu negara dengan dampak perubahan iklim yang parah. Harapannya, dari kegiatan ini anak-anak mulai dapat memahami kondisi mereka, mulai peduli dan lalu tergerak untuk melakukan sesuatu. Lokakarya disini menekankan juga bagaimana penyegaran tentang fenomena dan dampak perubahan iklim semakin membuat anak lebih kritis dan tergerak melakukan aksi, sekecil apapun; tidak hanya memahami dan mengetahui referensi yang diberikan.
Lokakarya berlangsung sekitar satu setengah jam. Anak-anak menunjukkan semangat belajar dan keterbukaan terhadap isu iklim. Bu Rika, salah satu guru yang mendampingi selama kegiatan, berterima kasih karena tim YSI telah memberikan materi yang jarang ditekankan pada anak dengan metode yang sangat menarik sehingga anak-anak bisa fokus sejak awal hingga akhir kegiatan. Tim YSI berpamitan dengan janji untuk kembali hadir mendampingi proses belajar selanjutnya untuk mengajak anak-anak belajar lebih banyak tentang perubahan iklim, keadilan iklim, dan bagaimana kedua hal tersebut berpengaruh pada hak-hak mereka sebagai anak.

